Kamis, 14 November 2013

Suzuki Satria Fu ' 10 Sidoarajo = MAIN DI KARBU DAN RISET DOBEL NOKEN



 
Apresiasi yang sangat positif akan kelas OMR Suzuki Satria FU yang dibuka dalam setiap ajang kejuaran Dragbike. Setidaknya itulah yang menjadi dasar Haka Tech membangun dua jagoan gress di kelas bergengsi ini. "Pada dasarnya dalam kondisi standard pabrikan pun Suzuki Satria FU udah lumayan kencang," tutur Toriq, tuner sekaligus owner dari team Haka Tech Sukoharjo.
"Tantangan akan regulasi OMR yang membatasi kapasitas silinder dan karakter tiap unit Satria FU yang berbeda meski masih dalam kondisi standard inilah yang memotivasiku untuk meriset dua unit sekaligus," sambung doi. Tak heran meski masih dalam satu produk bengkel, doi pun berani lakoni riset yang berbeda dalam tiap detail ayago korekannya ini.

SUZUKI SATRIA FU (KRISNA)

Sesuai regulasi OMR Satria FU 150 cc, tak ada perubahan sedikit pun pada sektor silinder. Permainan dongkrak power cukup ditopang dengan aplikasi karbu PJ 34 mm dengan racikan main jet 120 dan pilot jet 42. Lubang intake direamer menjadi bulat dari standard pabrikannya oval guna menyesuaikan kontur venturi karbu yang dari pabrikan sudah
berbentuk bulat. 

Namun sebelumnya untuk intake manifold adopsi milik Yamaha Scorpio.  Pada lubang exhaust juga tak perlu di reamer ekstrim karena doi masih biarkan lubang ini perawan seperti standard pabrikan. Dengan masih mempercayakan durasi noken as standardnya, doi pun fokus bereksperimen pada pilihan CDI BRT I-Max 24 Step.

"Tinggal atur limit CDI-nya saja sudah cukup mumpuni karena magnet aku bubut agar beratnya mencapai 750 gram," tutur tuner yang mematok limit CDI pada 13.500 rpm ini.

Pada Satria FU milik Krisna ini untuk timing pengapian doi rombak menjadi 43 derajat sebelum TMA. "Sebagai referensi kami tak hanya berpatokan pada data teknis saja, karakter joki saat membawa motor menurutku sangat penting untuk mendukung data riset," bilangnya.

Dengan cukup memakai bahan bakar Pertamax Plus, perbandingan kompresi doi juga cukup diangka 11,5 : 1. Kemabali pada karakter joki tadi, untuk ratio gear-nya pun tak perlu semuanya diganti. Cukup pada gear I dengan 12-32, posisi II dengan 17-29, dilanjut III 19-25, V22-21, dan terakhir pada gear VI 24-21.  Racikan ini disempurnakan lagi dengan perbandingan final gear atau sproket 12 - 42.

SPEK KOREKAN KARBU : PJ 34mm, MAIN JET : 120, PILOT JET : 42, CDI : BRT I-Max 24 Step, RATIO GEAR : I(12-32), II(17-29), III(19-25), V(22-21), VI(24-21), FINAL GEAR : 12-42, MAGNET : 750 gram, TUNER : Toriq Haka Tech. Kl. Bulu – Wonogiri Km 01, Sukoharjo (0858 7813 4343).

SUZUKI SATRIA FU (DAVID)

Meski sama-sama turun di kelas OMR Suzuki Satria FU 150 cc, racikan part racing dan desain korekannya pun pada kuda besi milik David Bambang ini berbeda dengan rekan satu timnya. 

"Secara dari karakter karbu meski samasama berdiameter 34 mm tentunya juga beda perlakuan, apalagi juga meski motor ini tahun keluaran sama-sama 2010 namun saat posisi standard karakter powernya juga berbeda sama yang satunya," jelas Toriq yang pada Satria berkelir rangka biru ini menjejalkan karbu TMX 34 mm. 

"Main jet 125 dan pilot jet 40, angka ini yang paling pas," imbuhnya.  Sedikit racikan unik terjadi pada oprekan di sektor noken as. Lift diturunkan sebesar 1 mm dari standarnya 9 mm menjadi 8 mm. Konfigurasi DOHC ternyata juga perlu penanganan settingan yang rumit. Pasalnya setelan klep pada noken as depan dan belakang perlu dibikin beda.

"Tonjolan lift pada masing-masing noken as sebetulnya juga tak sama, namun angka tepatnya aku cuman pake feeling," kekeh Toriq. Demikian pula pada CDI, meski sama-sama satu brand yakni BRT I-Max, khusus pada kuda besi ini masih mempercayakan versi 8 step. Gasingan rpm pun ditahan pada limit CDI di angka 13.400 rpm. 

"Beda 100 rpm efeknya pada power outputnya aku rasa juga sangat berbeda, kembali pada karakter standard dari kuda besi yang berbeda-beda meski masih standard dari pabrikan," serunya. Untuk itu bobot magnet pun cukup dengan angka 800 gram. 

Untuk derajat pengapian memilih setelan yang sama dengan kuda besi satunya yakni 43 derajat sebelum TMA. Sama-sama berbahan bakar Pertamax Plus hasil akhir untuk perbandingan kompresinya pun kembar pada 12,5 : 1.

Terakhir, untuk gear ratio cukup dirubah pada posisi gear I, II, III< dan VI aja dengan perbandingan 14-32, 17-29, 19-25, dan 24-20. "Sedangkan pada Perbandingan sproket cukup beda satu mata pada gear belakang yakni 12-41," tutup doi. (www.ototrend.com

SPEK KOREKAN
KARBU : TMX 34mm, MAIN JET : 125, PILOT JET : 40, CDI : BRT I-Max 24 Step, KOIL : Yamaha YZ, RATIO GEAR : I(14-32), II(17-29), III(19-25), VI(24-20), FINAL GEAR : 12- 41, MAGNET : 800 gram, TUNER : Toriq Haka Tech. Kl. Bulu - Wonogiri Km 01, Sukoharjo (0858 7813 4343).

0 komentar: